LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
ENZIM
Disusun Oleh:
Kelompok
2
Maidatus
Sholihah (1510211018)
Sift
: 1
Tanggal praktikum : 04 April
2016
Tanggal Penyerahan : 11 April 2016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Praktikum
a. Mahasiswa
dapat memahami suhu dan pH.
b. Mahasiswa
dapat memahami konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat.
1.2 Dasar
Teori
Enzim merupakan biokatalis. Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam
suatu reaksi kimia organik.[1][2] Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk.
Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung pada suatu kondisi/zat, yang
disebut promoter.
Semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu
arah lintasan
metabolisme yang ditentukan oleh hormon sebagai promoter.Enzim meningkatkan kecepatan reaksi dengan cara
menyediakan jalur reaksi alternatif yang memerlukan sedikit energi.Pada awalnya
semua enzim dianggap protein,namun penelitian terakhir menunjukkan bahwa
ribosom juga bertindak sebagai biokatalis.Ribosom adalah molekul asam
ribonukleat(RNA) yang mengkatalisis reaksi pada ikatan fosfodiester dari RNA
lain.Enzim diklasifikasikan kedalam 6 kelas berdasrkan jenis reaksi yang
dikatalisis:
1.Oksidorodiktase,enzim
yang mengkatalisis perpindahan atom hidrogen atau oksigen atau
elektron.Contohnya:Dehidrogenase,Oksigenase,Peroksidase,dll.
2.Transferase,enzim
yang mengkatalisis perpindahan gugus fungsi tertentu dari satu molekul ke
molekul lain.Contohnya:Transkarboksilase,Transaminase,Transmetilase,dll.
3.Hidrolase,enzim
mengkatalisis reaksi hidrolisis,dimana pemutusan ikatan melibatkan penambahan
molekul air.Contohnya:Esterase,Fosfatase,Peptidase,dll.
4.Lipase,enzim
yang mengkatalisis reaksi(selain hidrolisis)dimana gugus(seperti H20,C02 dan
NH3) dihilangkan dan membentuk ikatan rangkap atau ditambahkan ke ikatan
rangkap.Contohnya:Dekarboksilase,Dehidratase,Deaminase,dll.
5.Isomerase,enzim
yang mengkatalisis beberapa tipe reaksi yang terjadi dalam proses penataan
intramolekul.Contohnya:Mutase,Epimerase,dll.
6.Ligase,enzim
yang mengkatalisis pembentukan ikatan antara dua molekul
substrat.Contohnya;Sintetase,Karboksilase,dll.
Aktivitas
enzim sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1.pH
2.Suhu
3.Aktivator dan Inhibitor
4.Konsentrasi
enzim.
5.Konsenstrasi substrat.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat
dan bahan yang digunakan :
1.
Beakerglass
2.
Gelas Ukur
3.
Statif dan Biuret
4.
Erlenmeyer
5.
Pipet Volume
6.
Pipet Tetes
7.
Gelatin 1%,Gelatin 2%,Gelatin 3%
8.
HgCl2
9.
NaOH 0,1 N
10.NaOH
10%
11.NH4OH
12.Na2CO3
13.Indikator
PP
14.Papain
0,1%,Papain 0,05%,Papain 0,01%
15.HCl
10%
16.Formalin
dan Aquades
2.2 Cara Kerja Enzim 1
1.Uji
pengaruh suhu
a.Menyiapkan 4 tabung reaksi,masing-masing diisi 3 mL gelatin 1%
b.Tabung reaksi A diletakkan pada suhu 0,tabung
reaksi B diletakkan pada suhu kamar(25),tabung
reaksi Cdiletakkan pada suhu 40,tabung
reaksi D diletakkan pada suhu 75.Masing-masing
tabung reaksi mendapatkan perlakuan sama selama 5 menit.
c.Masing-masing tabung reaksi ditambah 1
mL enzim papain 0,1% dalam waktu 5 menit kemudian ditambah HgCl 10% beberapa
tetes.
d.Menentukan
kadar protein dengan metode formol
2.Uji Pengaruh Keasaman
a.Menyiapkan
3 tabung reaksi masing-masing diisi 3 mL gelatin 0,05%
b.Masing-masing
tabung reaksi ditambah 1 mL enzim papain 0,1% kemudian tabung reaksi A ditambah
air,tabung B ditambah HCl 10%,dan tabung reaksi C ditambah Na2CO3 sebanyak 1
ml.
c.Digojag dan dibiarkan selama 10 menit.
d.Menentukan kadar protein terlarut dengan
metode formol.
3.Uji Pengaruh Basa
a.Menyiapkan
3 tabung reaksi masing-masing diisi 3 mL gelatin 1%.
b.Masing-masing
tabung reaksi ditambah 1 mL enzim papain 0,1% kemudian tabung reaksi A ditambah
air,tabung B ditambah NaOH 10%,dan tabung reaksi C ditambah Na4COH sebanyak 1
ml.
c.Digojag selama 10 menit.
d.Menentuakan kadar protein dengan metode formol.
4.Uji Pengaruh Konsentrasi Enzim
a.Menyiapkan
3 tabung reaksi masing-masing diisi 3 mL gelatin 2%.,kemudian tabung reaksi A
ditambah enzim papain 0,01%,,tabung B ditambah enzimpapain 0,05%,dan tabung
reaksi C ditambah enzim papain sebanyak 1 ml.
b.Digojag dan dibiarkan selama 10 menit.
c.Menentukan kadar protein dengan metode formol
5.Uji Pengaruh konsentrasi Substrat
a.Menyiapkan 3 tabung reaksi
masing-masing diisi 3 mL gelatin 3%.,tabung reaksi B diisi gelatin 3%,dan
tabung reaksi C diisi gelatin 3%.
b.Masing-masing tabung reaksi ditambah
enzim papain 1 ml.
c.Menentukan kadar protein terlarut dengan
metode formol.
Cara Kerja Enzim 2:
Penentuan kadar
protein terlarut dengan metode formol
a.Menyiapkan semua
bahan seperti pada acara enzim 1
b.Masing-masing bahan dipindahkan kedalam labu ukur 100 mL,diencerkan
sampai tanda batas,
digojag sampai
homogen.
c.Mengambil 10 ml,larutan dan memasukkan dalam
erlenmeyer,menambahkan 2 tetes indikator pp,titrasi dengan 0,1 N NaOH sampai berwarna merah jambu.
d.Menambahkan 1 ml formalin 10%,titrasi dengan 0,1 N NaOH
sampai berwarna merah jambu.
e.Membuat blanko dari 10 ml aquades dan menambahkan 2
tetes pp,titrasi dengan 0,1 NaOH.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
3.1 Tabel Pengamatan
1.Uji Pengaruh Suhu
Bahan
|
Hasil
|
Keterangan
|
Gelatin 1%+
Papain 0,1%
|
Tabung A: V1=13
V2=4
Tabung B: V1=12
V2=4,3
Tabung C: V1=12
V2=4,2
Tabung D: V1=11
V2=4
|
Tabung A dengan suhu 75
Tabung B dengan suhu25,berubah warna
berubah keruh.
Tabung C dengan suhu 40,berubah warna
menjadi keruh.
Tabung D dengan suhu 0,berubah keruh dan
terdapat endapan.
|
2.Uji Pengaruh Keasaman
Bahan
|
Hasil
|
Keterangan
|
Gelatin 1%+
Papain 0,1%
|
Tabung A: V1=5,8
V2=10,3
Tabung B: V1=5,9
V2=10,1
Tabung C: V1=6
V2=15
|
Tabung A warnanya keruh,baunya menyengat
Tabung B warnanya keruh,baunya menyengat
Tabung C warnanya keruh baunya tidak menyengat
|
3.Uji Pengaruh Basa
Bahan
|
Hasil
|
Keterangan
|
Gelatin 1%+
Papain 0,1%
|
Tabung A: V1=7
V2=17,5
Tabung B: V1=6
V2=11,8
Tabung C: V1=6
V2=11,8
|
Tabung A warnanya keruh baunya menyengat
Tabung B warnanya keruh dan baunya tidak menyengat
Tabung C warnanya keruh dan baunya menyengat
|
4.Uji Pengaruh Konsentrasi
Enzim
Bahan
|
Hasil
|
Keterangan
|
Gelatin 2%
|
Tabung A: V1=9,5
V2=4
Tabung B: V1=12
V2=3
Tabung C: V1=8
V2=5
|
a.tabung A
berwarna bening kebiruan
b.tabung B berwarna bening
c.tabung C berwarna bening pink dan baunya menyengat.
|
5.Uji Pengaruh Konsentrasi
Substart
Bahan
|
Hasil
|
Keterangan
|
Gelatin 1%(a)
Gelatin 2%(b)
Gelatin 3%(c)
|
Tabung A: V1=1,8
V2=10,3
Tabung B: V1=1,8
V2=10,3
Tabung C: V1=1,8
V2=10,3
|
Tidak terjadi perubahan pada tabung A,tabung B,tabung
C.
|
1.Hasil Titrasi Pengaruh Suhu
Bahan
|
0
|
Suhu Kamar(25
|
40
|
75
|
Gelatin 1%+
Papain 0,1%
|
Warna merah jambu setelah ditetesi 13 tetes NaOH
|
Warna merah jambu setelah ditetesi 6 tetes NaOH
|
Warna merah jambu setelah ditetesi 15 tetes NaOH
|
Warna merah jambu setelah ditetesi 39 tetes NaOH
|
2.Hasil Titrasi Pengaruh Keasaman
Bahan
|
Air
|
HCl
|
Na2CO3
|
Gelatin 1%+
Papain 0,1%
|
Bening
|
Kuning
|
Keunguan
|
3.Hasil Titrasi Pengaruh Basa
Bahan
|
Air
|
NaOH
|
NH4OH
|
Gelatin 1%+
Papain 0,1%
|
Tabung A berwarna hitam
|
Tabung B berwarna keunguan
|
Tabung C berwarna keunguan
|
4.Hasil Titrasi Pengaruh
Konsentrasi Enzim
Bahan
|
Enzim Papain
0,01%
|
Enzim Papain
0,05%
|
Enzim Papain 0,1%
|
Gelatin 2%+
|
Tabung A berwarna pink tua
|
Tabung B berwarna bening
|
Tabung C berwarna pink bening
|
5.Hasil Titrasi Pengaruh
Konsentrasi Substrat
Bahan
|
Gelatin 1%
|
Gelatin 2%
|
Gelatin 3%
|
Enzim Papain 0,1%
|
Tabung A terjadi perubahan warna pink pekat
|
Tabung B terjadi perubahan warna merah jambu
|
Tabung C terjadi perubahan warna pink pekat
|
Uji
Pengaruh Suhu
a. N = (V
Titrasi Sampel – V Titrasi Blanko) x 0,1 x 14,008 x 100 (suhu 75
Berat sampel x 1000
= (9– 1,5) x 0,1 x 14,008 x 100
1 x 1000
= 1,0506
P = 1,0506x 6,25
= 6,56%
b. N = (V
Titrasi Sampel – V Titrasi Blanko) x 0,1 x 14,008 x 100 (suhu 25
Berat sampel x 1000
= (7,7-1,5) x 0,1 x 14,008 x 100
1x 1000
=0,868496
P = 0,868496 x 6,25
= 5,42%
c. N = (V
Titrasi Sampel – V Titrasi Blanko) x 0,1 x 14,008 x 100(suhu 40
Berat sampel x 1000
= (7,8– 1,5) x 0,1 x 14,008 x 100
1x 1000
=0,882504
P = 0,882504 x 6,25
= 5,51%
d. N = (V
Titrasi Sampel – V Titrasi Blanko) x 0,1 x 14,008 x 100 (suhu 0
Berat sampel x 1000
= (7– 1,5) x 0,1 x 14,008 x 100
1x 1000
=0,77044
P = 0,77044x 6,25
= 4,81%
Uji
Pengaruh Keasaman
a. N = (V
Titrasi Sampel – V Titrasi Blanko) x 0,1 x 14,008 x 100
Berat sampel x 1000
= (4,5– 1,5) x 0,1 x 14,008 x 100
1 x 1000
= 0,42024
P = 0,42024x 6,25
= 2,62%
b. N = (V
Titrasi Sampel – V Titrasi Blanko) x 0,1 x 14,008 x 100
Berat sampel x 1000
= (4,2-1,5 – 1,5) x 0,1 x 14,008 x 100
1x 1000
=0,378216
P = 0,378216 x 6,25
= 2,36%
c. N = (V
Titrasi Sampel – V Titrasi Blanko) x 0,1 x 14,008 x 100
Berat sampel x 1000
= (9– 1,5) x 0,1 x 14,008 x 100
1x 1000
=1,0506
P = 1,0506 x 6,25
= 6,56%
Uji
Pengaruh Basa
a. N = (V
Titrasi Sampel – V Titrasi Blanko) x 0,1 x 14,008 x 100
Berat sampel x 1000
= (10,5– 1,5) x 0,1 x 14,008 x 100
1 x 1000
= 1,20
P = 1,20 x 6,25
= 8,125%
b. N = (V
Titrasi Sampel – V Titrasi Blanko) x 0,1 x 14,008 x 100
Berat sampel x 1000
= (5,8– 1,5) x 0,1 x 14,008 x 100
1x 1000
=0,63
P = 0,63x 6,25
= 3,75%
c. N = (V
Titrasi Sampel – V Titrasi Blanko) x 0,1 x 14,008 x 100
Berat sampel x 1000
= (5,8– 1,5) x 0,1 x 14,008 x 100
1x 1000
=0,63
P = 0,63 x 6,25
= 3,75%
Uji
Konsentrasi Enzim
a. N = (V
Titrasi Sampel – V Titrasi Blanko) x 0,1 x 14,008 x 100
Berat sampel x 1000
= (4 – 1,5) x 0,1 x 14,008 x 100
1 x 1000
= 0,20
P = 0,20 x 6,25
= 1,25%
b. N = (V
Titrasi Sampel – V Titrasi Blanko) x 0,1 x 14,008 x 100
Berat sampel x 1000
= (3 – 1,5) x 0,1 x 14,008 x 100
2x 1000
=2,39
P = 2,39 x 6,25
= 18,06%
c. N = (V
Titrasi Sampel – V Titrasi Blanko) x 0,1 x 14,008 x 100
Berat sampel x 1000
= (5– 1,5) x 0,1 x 14,008 x 100
3x 1000
=4,92
P = 4,92 x 6,25
= 30,75%
Uji Konsentrasi Substrat
a. N = (V
Titrasi Sampel – V Titrasi Blanko) x 0,1 x 14,008 x 100
Berat sampel x 1000
= (8,5 – 1,5) x 0,1 x 14,008 x 100
1x 1000
= 0,98
P
= 0,98x 6,25
= 6,125%
b. N = (V
Titrasi Sampel – V Titrasi Blanko) x 0,1 x 14,008 x 100
Berat sampel x 1000
= (8,7– 1,5) x 0,1 x 14,008 x 100
2 x 1000
=0,50
P = 0,50x 6,25
= 3,125%
c. N = (V
Titrasi Sampel – V Titrasi Blanko) x 0,1 x 14,008 x 100
Berat sampel x 1000
= (8,7– 1,5) x 0,1 x 14,008 x 100
3x 1000
=0,33
P = 0,33 x 6,25
= 20,625%
3.2 Dokumentasi
Sebelum
|
Sesudah
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Enzim
merupakan substansi penting dalam setiap reaksi kimia dalam sel. Oleh karena
enzim dapat mempercepat reaksi kimia, berarti enzim merupakan rekasi katalis.
Enzim merupakan katalisator organik dan dibuat dalam sel makhluk hidup sehingga
enzim disebut juga biokatalisator. Enzim juga memiliki sifat diantaranya,
selektif, karena enzim hanya dapat bekerja pada substrat tertentu. Fungsi
suatu enzim ialah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi
dalam sel maupun luar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 10 sampai 11
kali lebih cepat daripada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis.
Berfungsi sebagai katalis yang sangat efisien, disamping itu mempunyai derajat
kekhasan yang tinggi.
Banyak factor yang mempengaruhi aktivitas enzim. Beberapa diantaranya yang
paling penting adalah :
a.Suhu
Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat bekerja dengan biak. Laju reaksi biokimia meningkat seiring kenaikan suhu. Hal ini karena panas meningkatkan energi kinetik dari molekul sehingga menyebabkan jumlah tabrakan diantara molekul-molekul meningkat.
Sedangkan dalam kondisi suhu rendah, reaksi menjadi lambat karena hanya terdapat sedikit kontak antara substrat dan enzim. Namun, suhu yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim. Di bawah pengaruh suhu yang sangat tinggi, molekul enzim cenderung terdistorsi, sehingga laju reaksi pun jadi menurun. Enzim yang terdenaturasi gagal melaksanakan fungsi normalnya. Dalam tubuh manusia, suhu optimum di mana kebanyakan enzim menjadi sangat aktif berada pada kisaran 35°C sampai 40°C. Ada juga beberapa enzim yang dapat bekerja lebih baik pada suhu yang lebih rendah daripada ini.
Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat bekerja dengan biak. Laju reaksi biokimia meningkat seiring kenaikan suhu. Hal ini karena panas meningkatkan energi kinetik dari molekul sehingga menyebabkan jumlah tabrakan diantara molekul-molekul meningkat.
Sedangkan dalam kondisi suhu rendah, reaksi menjadi lambat karena hanya terdapat sedikit kontak antara substrat dan enzim. Namun, suhu yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim. Di bawah pengaruh suhu yang sangat tinggi, molekul enzim cenderung terdistorsi, sehingga laju reaksi pun jadi menurun. Enzim yang terdenaturasi gagal melaksanakan fungsi normalnya. Dalam tubuh manusia, suhu optimum di mana kebanyakan enzim menjadi sangat aktif berada pada kisaran 35°C sampai 40°C. Ada juga beberapa enzim yang dapat bekerja lebih baik pada suhu yang lebih rendah daripada ini.
b.Nilai
pH
Efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau derajat keasaman sekitarnya. Ini karena muatan komponen asam amino enzim berubah bersama dengan perubahan nilai pH. Secara umum, kebanyakan enzim tetap stabil dan bekerja baik pada kisaran pH 6 dan 8. Tapi, ada beberapa enzim tertentu yang bekerja dengan baik hanya di lingkungan asam atau basa.
Nilai pH yang menguntungkan bagi enzim tertentu sebenarnya tergantung pada sistem biologis tempat enzim tersebut bekerja. Ketika nilai pH menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka struktur dasar enzim dapat mengalami perubahan. Sehingga sisi aktif enzim tidak dapat mengikat substrat dengan benar, sehingga aktivitas enzim menjadi sangat terpengaruhi. Bahkan enzim dapat sampai benar-benar berhenti berfungsi.
Efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau derajat keasaman sekitarnya. Ini karena muatan komponen asam amino enzim berubah bersama dengan perubahan nilai pH. Secara umum, kebanyakan enzim tetap stabil dan bekerja baik pada kisaran pH 6 dan 8. Tapi, ada beberapa enzim tertentu yang bekerja dengan baik hanya di lingkungan asam atau basa.
Nilai pH yang menguntungkan bagi enzim tertentu sebenarnya tergantung pada sistem biologis tempat enzim tersebut bekerja. Ketika nilai pH menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka struktur dasar enzim dapat mengalami perubahan. Sehingga sisi aktif enzim tidak dapat mengikat substrat dengan benar, sehingga aktivitas enzim menjadi sangat terpengaruhi. Bahkan enzim dapat sampai benar-benar berhenti berfungsi.
3.Konsentrasi Substrat
Jelas saja konsentrasi substrat yang lebih tinggi berarti lebih banyak jumlah molekul substrat yang terlibat dengan aktivitas enzim. Sedangkan konsentrasi substrat yang rendah berarti lebih sedikit jumlah molekul substrat yang dapat melekat pada enzim, menyebabkan berkurangnya aktivitas enzim.
4.Konsentrasi Enzim
Semakin besar konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan semakin cepat pula. Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi, tentunya selama masih ada substrat yang perlu diubah menjadi produk.
Jelas saja konsentrasi substrat yang lebih tinggi berarti lebih banyak jumlah molekul substrat yang terlibat dengan aktivitas enzim. Sedangkan konsentrasi substrat yang rendah berarti lebih sedikit jumlah molekul substrat yang dapat melekat pada enzim, menyebabkan berkurangnya aktivitas enzim.
4.Konsentrasi Enzim
Semakin besar konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan semakin cepat pula. Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi, tentunya selama masih ada substrat yang perlu diubah menjadi produk.
5.Aktivator &
Inhibitor
Aktivator merupakan molekul yang membantu enzim agar mudah berikatan dengan substrat.
Inhibitor adalah substansi yang memiliki kecenderungan untuk menghambat aktivitas enzim. Inhibitor enzim memiliki dua cara berbeda mengganggu fungsi enzim. Berdasarkan caranya, inhibitor dibagi menjadi 2 kategori: inhibitor kompetitif dan inhibitor non-kompetitif.
Adapun pembahasan yang diperoleh pada pengamatan ini yaitu:
Aktivator merupakan molekul yang membantu enzim agar mudah berikatan dengan substrat.
Inhibitor adalah substansi yang memiliki kecenderungan untuk menghambat aktivitas enzim. Inhibitor enzim memiliki dua cara berbeda mengganggu fungsi enzim. Berdasarkan caranya, inhibitor dibagi menjadi 2 kategori: inhibitor kompetitif dan inhibitor non-kompetitif.
Adapun pembahasan yang diperoleh pada pengamatan ini yaitu:
a.Uji Pengaruh Suhu,uji ini diakukan dengan cara masing-masing
tabung diberi gelatin 1% sebanyak 3 ml kkemudian meletakkan tabung A pada suhu
0,tabung B pada suhu kamar 25,tabung C pada suhu 40,tabung D pada suhu 75,dan masing-masing ditambah 1 ml enzim papain 0,1%
kemudian ditambah HgCl 10% 3 tetes dan hasilnya yaitu pada saat suhu 0 tabung A terjadi
perubahan warna dan terdapat endapan,pada suhu 25 pada tabung B warna
berubah menjadi keruh,pada suhu 40 tabung C terjadi
perubahan warna menjadi keruh dan terdapat endapan,pada suhu 75 tabung D terjadi perubahan
warna keruh.Setelah dititrasi dengan cara bahan yang sudah disiapkan tadi
dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml,kemudian diencerkan sampai tanda
batas,lalu digojag sampai homogen,dan menambahkan 2 tetes indikator pp kemudian
di titrasi dengan 0,1 NaOH,lalu ditambahkan formalin 10% 1ml,dan titrasi dengan
NaOH akan menghasilkan pada suhu 0 warna berubah
menjadi merah jambu setelah ditetesi NaOH sebanyak 13 tetes,pada suhu 25 akan berubah warna
merah jambu setelah ditetesi 6 tetes NaOH,pada suhu 40 warna akan berubah
menjadi merah jambu setelah ditetesi 15 tetes NaOH,pada suhu 75warna berubah merah jambu setelah ditetesi NaOH sebanyak
39 tetes.Hal ini tidak sama dalam setiap tetesannya untuk berubah warna merah
jambu,karena suhu yang ditentukan itu berbeda-beda itulah sebabnya kadar tetes
NaOH masing-masing tabung tidak sama.Kadar protein pada tabung A 1,81%,,tabung
B 1,01%,tabung C 1,62%,tabung D 9,1%.
b.Uji
Pengaruh Keasaman,uji ini dilakukan dengan cara masing-masing tabung diisi 3 ml
gelatin 0,05% kemudian ditambah 1 ml enzim papain 0,1%,tabung A ditambah
air,tabung B ditambah HCl 10%,tabung C ditambah Na2C03 sebanyak 1 ml,kemudian
digojag selama 15 menit yang akan menghasilkan yaitu pada tabung A meskipun
telah ditambah air hasilnya tetap alias tidak terjadi perubahan warna,pada
tabung B terjadi perubahan warna dari yang semula putih menjadi putih keruh,kemungkinan
ini kesalahan dari praktikan akibat dari kelebihan HCl 10%,pada tabung C tidak
terjadi perubahan warna setelah ditetesi Na2CO3,warna tetap akibat dari mencuci
alatnya kurang bersih pada saat dipakai. Setelah dititrasi dengan cara bahan
yang sudah disiapkan tadi dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml,kemudian
diencerkan sampai tanda batas,lalu digojag sampai homogen,dan menambahkan 2
tetes indikator pp kemudian di titrasi dengan 0,1 NaOH,lalu ditambahkan formalin
10% 1ml,dan titrasi dengan NaOH akan menghasilkan tabung A tetap atau tidak
terjadi perubahan warna,tabung B terjadi perubahan dari putih keruh menjadi
kuning keorengan,tabung C tetap atau tidak terjadi perubahan warna.Kadar
protein pada tabung A 2,62%,,tabung B 2,36%,tabung C 6,5%,
c.Uji
Pengaruh Basa,dalam uji ini dilakukan dengan cara masing-masing tabung diisi 3
ml gelatin 1% kemudian ditambah 1 ml enzim papain 0,1%,tabung A ditambah
air,tabung B ditambah NaOH 10%,tabung C ditambah NH4OH sebanyak 1 ml,kemudian
digojag selama 15 menit yang akan menghasilkan yaitu pada tabung A setelah
digojag akan menghasilkan perubahan warna keruh dan mengeluarkan bau yang
menyengat,pada tabung B terjadi perubahan warna menjadi keruh tetapi baunya
tidak menyengat,pada tabung C warna menjadi keruh dan baunya menyengat.Setelah
dititrasi dengan cara bahan yang sudah disiapkan tadi dipindahkan kedalam labu
ukur 100 ml,kemudian diencerkan sampai tanda batas,lalu digojag sampai
homogen,dan menambahkan 2 tetes indikator pp kemudian di titrasi dengan 0,1
NaOH,lalu ditambahkan formalin 10% 1 ml,dan titrasi dengan NaOH akan
menghasilkan tabung A berwarna hitam,hal ini karena bahan dalam tabung A
terkontaminasi dengan bahan lain sehingga menghasilkan warna hitam,tabung B berwarna
keunguan,tabung C berwarna keunguan.Kadar protein pada tabung A 8,12%,tabung B
3,75%,tabung C 3,75%.
d.Uji
Pengaruh Konsentrasi Enzim,dalam uji ini dilakukan dengan cara masing-masing
tabung diisi 3 ml gelatin 2% kemudian ditambah 1 ml enzim papain 0,1%,tabung A
ditambah enzim papain 0,01%,tabung B ditambah papain 0,05%,tabung C ditambah
papain 0,1 sebanyak 1 ml,kemudian digojag selama 15 menit yang akan
menghasilkan yaitu pada tabung A setelah digojag akan menghasilkan perubahan
warna bening kebiruan,pada tabung B terjadi perubahan warna menjadi bening,pada
tabung C warna menjadi bening pink dan baunya menyengat.Setelah dititrasi
dengan cara bahan yang sudah disiapkan tadi dipindahkan kedalam labu ukur 100
ml,kemudian diencerkan sampai tanda batas,lalu digojag sampai homogen,dan
menambahkan 2 tetes indikator pp kemudian di titrasi dengan 0,1 NaOH,lalu
ditambahkan formalin 10% 1ml,dan titrasi dengan NaOH akan menghasilkan tabung A
menjadi berubah warna pink tua,tabung B berwarna bening,tabung C berwarna pink
bening.Kadar protein pada tabung A 1,25%,tabung B 18,06%,tabung C 30,75%.
e.Uji
Pengaruh Konsentrasi Substrat,dalam uji ini dilakukan dengan cara tabung A
diisi gelatin 3%,tabung B diisi gelatin 3%,tabung C diisi gelatin 3%,kemudian
masing-masing tabung ditambah enzim papain 1 ml,dan hasilnya yaitu tidak
terjadi perubahan warna pada ketiga tabung tersebut.Kemungkinan kesalahan dari
praktikan dalam mencuci alatnya kurang bersih.Setelah dititrasi dengan cara
bahan yang sudah disiapkan tadi dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml,kemudian
diencerkan sampai tanda batas,lalu digojag sampai homogen,dan menambahkan 2
tetes indikator pp kemudian di titrasi dengan 0,1 NaOH,lalu ditambahkan
formalin 10% 1ml,dan titrasi dengan NaOH akan menghasilkan pada tabung A terjadi
perubhan warna pink pekat,tabung B terjadi perubahan warna merah jambu,tabung C
terjadi perubahan warna pink pekat.Dalam hal ini ada yang tidak terjadi
perubahan warna,kemungkinan disebabkan karena akibat dari praktikan kelebihan
kadar dalam melakukan praktikum Kadar protein pada tabung A 6,12%,,tabung B
3,12%,tabung C 2,06%,
Enzim sangat senstitif terhadap perubahan pH,karena enzim
tersusun dari protein yang tersusun dari protein yang bersifat bipolar,mudah
melepas atau menerima ion sehigga aktivitasnya menurun.Mikroorganisme tertentu
dapat hidup pada lingkungan bersuhu tinggi,karena mikroorgansme tersebut dapat
berkomunikasi dengan sesmanya dan mengkoordinasikan aktivitas mereka,mislalnya
kemampuan untuk hidup di lingkungan degan tingkat sanalitas tinggi,tekanan
kuat,kadar asam yang tinggi,atau bahkan di lingkungan hampa udara sekalipun.
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Enzim
merupakan biokatalis yang menigkatkan kecepatan reaksi dengan cara menyediakan
jalur reaksi alternatif yang memerlukan sedikit energi.Aktivitas enzim sangat diperngaruhi
oleh yang pertama yaitu pengaruh suhu,enzim di bawah
suhu optimum dapat mengurangi aktivitas yang terjadi pada enzim sedangkan di
atas suhu optimum maka dapat menyebabkan denaturasi pada enzim dan mematikan
kerja enzim. Semakin tunggi suhu, kerja enzim juga akan meningkat. Pada umumnya
enzim akan bekerja baik pada suhu optimum, yaitu antara 300–400 yang
kedua adalah konsenrasi enzim,peningkatan konsentrasi enzim akan meningkatkan
kecepatan reaksi enzimatik,dapat dikatakan bahwa kecepatan reaksi enzimatik
berbanding lurus dengan konsentrasi enzim,yang ketiga adalah konsentrasi
substrat,apabila konsentrasi substrat diperbesar,sedangkan kondisi lainnya
tetap maka kecepatan reaksi akan meningkat sampai suatu batas kecepatan
maksimum,yang keempat yaitu pengaruh pH,enzim memepunyai pH optimum 2,pada pH
yang jauh luar optimum,enzim akan terdenaturasi.
DAFTAR
PUSTAKA
internetonline.http://www.academia.edu/15953714/Laporan_Praktikum_Biokimia_Enzim_dan_Kerja_Enzim_(diakses pada 6 april 2016 jam 19.00)
internetonline.http://www.jendelasarjana.com/2013/09/faktor-yang-mempengaruhi-kerja-enzim.html(diakses pada 6 april 2016 jam 14.45)
buku petunjuk praktikum biokimia (ditulis pada 7 april 2016 jam 19.00)